Automated market maker (AMM) seperti Raydium (RAY) telah memainkan peran penting dalam memajukan desentralisasi di industri kripto. Salah satu langkah penting yang diambil adalah memperkenalkan bursa terdesentralisasi (DEX). Namun, mereka membutuhkan waktu untuk menjadi lebih efisien, sementara bursa terpusat (CEX) tetap populer karena biayanya yang lebih rendah dan keamanan yang dirasakan.
Dalam hal ini, pengenalan dan adopsi AMM seperti Raydium (RAY) telah mengatasi masalah likuiditas yang dihadapi DEX yang sudah ada sebelumnya. Dengan begitu, mereka bisa menghasilkan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Apa Itu Raydium?
Raydium adalah AMM yang dibangun di atas blockchain Solana. Ini berfungsi sebagai liquidity provider (LP) untuk Serum DEX, mengikuti model Uniswap yang populer. Dengan berbagai fitur canggihnya, Raydium berkontribusi pada pertumbuhan DeFi di jaringan Solana. Platform ini memfasilitasi perdagangan, yield farming, liquidity pool, dan bahkan mengoperasikan launchpad yang disebut AcceleRaytor.
Tim Raydium
Tim Raydium dipimpin oleh seseorang dengan nama samaran “AlphaRay.” Dia yang mengawasi keseluruhan strategi, operasi, arah produk, dan pengembangan bisnis. Dengan latar belakang perdagangan algoritmik dalam komoditas, AlphaRay membawa keahlian yang berharga untuk proyek ini. Sementara itu, XRay adalah pemimpin tim developer dan CTO proyek, dengan pengalaman delapan tahun dalam perdagangan dan arsitektur sistem latensi rendah. Kemudian, ada pula GammaRay, yang bertanggung jawab atas pemasaran, komunikasi, strategi, dan arahan produk, memanfaatkan pengalaman mereka selama bertahun-tahun dalam analisis data dan riset pasar.
Bagaimana Cara Kerja Raydium?
Raydium bekerja secara unik dengan menyediakan likuiditas on-chain ke limit order book pusat, yang membedakannya dari kebanyakan AMM lainnya. Dana yang disetorkan ke Raydium dikonversi menjadi limit order dan ditempatkan pada order book Serum. Pendekatan inovatif ini memberikan liquidity provider akses ke aliran order Serum.
Native Token Raydium: RAY
RAY adalah native crypto Raydium yang diperkenalkan pada bulan Februari 2022. Dengan pasokan maksimum 555 juta token RAY, total pasokannya saat ini sedikit di bawah angka tersebut, yaitu 554.999.824,19 RAY. Pada Juni 2023, pasokan yang beredar menyumbang sekitar 38,69% dari pasokan maksimum, yaitu sekitar 214,7 juta token RAY.
Use Case RAY
Use case utama RAY sebagai native token Raydium adalah tata kelola. Memegang RAY memungkinkan pengguna untuk memberikan hak suaranya pada keputusan penting terkait proyek dan mengirimkan proposal mereka untuk dipertimbangkan oleh komunitas. Selain itu, pengguna juga dapat mengalokasikan token mereka dalam stake untuk mendapatkan biaya protokol dan mengakses alokasi IDO. Tak hanya itu, seperti halnya aset kripto lainnya, RAY juga dapat diperdagangkan dan dapat digunakan untuk perdagangan dan investasi.
Distribusi RAY
Rincian distribusi RAY adalah sebagai berikut:
- 34% diberikan sebagai block reward untuk mining.
- 30% dialokasikan untuk kemitraan dan pengembangan ekosistem.
- 20% dipegang oleh tim.
- 8% digunakan untuk menyediakan likuiditas.
- 6% didedikasikan untuk pool komunitas.
- 2% diberikan kepada penasihat.
Masa Depan Raydium
Masa depan Raydium terlihat menjanjikan dan unik di antara berbagai AMM yang ada. Pendekatannya yang menggunakan order book pusat DEX untuk pembagian likuiditas memungkinkan perdagangan yang lebih cepat. Selain itu, Raydium menawarkan peluang bagi hasil yang menarik dan native launchpad. Hal ini menjadikannya aset berharga dalam ekosistem Solana. Dengan semakin banyaknya pengguna yang mengandalkan fitur-fiturnya, utilitas dan keberlanjutan proyek ini akan terjamin, sehingga menarik para trader jangka panjang.