Industri kripto mendedikasikan waktu yang signifikan untuk memecahkan tantangan dalam menciptakan bursa terdesentralisasi (DEX) sebagai alternatif dari platform terpusat. Akan tetapi, DEX awal menghadapi masalah dengan likuiditas yang terbatas, yang menghambat pengadopsian oleh pengguna. Hal ini berubah dengan munculnya Automated Market Maker (AMM), yang menyediakan solusi yang lebih kuat untuk DEX. Balancer, sebuah proyek yang populer, adalah contoh AMM yang berhasil mengatasi tantangan likuiditas di industri saat ini.
Apa itu Balancer?
Balancer adalah AMM yang dibangun di atas blockchain Ethereum. Diluncurkan pada Maret 2020, proyek ini berhasil mengumpulkan $3 juta melalui putaran pendanaan awal. Seperti AMM lainnya, Balancer menawarkan pool likuiditasnya sendiri di mana pengguna bisa menyetor token. Dengan menyumbangkan likuiditas ke pool ini, pengguna menjadi liquidity provider (LP), dan aset mereka digunakan untuk mengeksekusi transaksi di bursa. LP menerima reward atas partisipasi mereka, menjadikannya peran yang berinsentif dan menguntungkan.
Tim proyek Balancer
Fernando Martinelli dan Mike McDonald mendirikan Balancer. Proyek ini berawal dari program penelitian di BlockScience, sebuah perusahaan software, pada tahun 2018 sebelum berkembang menjadi bentuknya yang sekarang. Sebelum Balancer, Martinelli memiliki latar belakang sebagai wirausahawan kawakan dan secara aktif terlibat dalam komunitas Maker. McDonald mengambil peran sebagai CTO di Balancer, memanfaatkan pengalamannya sebagai security engineer dan pencipta mkr.tools.
Bagaimana cara kerja Balancer?
Balancer beroperasi sebagai self-balancing weighted portfolio, berfungsi sebagai LP dan sensor harga. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menghasilkan keuntungan melalui mata uang kripto native-nya, BAL. Untuk berpartisipasi, pengguna berkontribusi pada pool likuiditas proyek yang bisa disesuaikan. Tiga jenis pool yang tersedia: pribadi, bersama, dan smart.
Pool pribadi memberikan kepemilikan dan tata kelola kepada pembuat pool, sementara pool bersama dirancang untuk LP. Smart pool berfungsi mirip dengan pool pribadi tetapi dikendalikan oleh smart contract. Pengguna mendapatkan reward dalam bentuk Balancer Pool Token (BPT).
Native token Balancer: Token BAL
Mata uang kripto native proyek Balancer adalah BAL. Meskipun pada awalnya tidak diperkenalkan pada saat peluncuran proyek, BAL dibuat pada bulan Juni 2020 untuk berfungsi sebagai token tata kelola proyek. Keputusan ini dipengaruhi oleh keberhasilan token COMP milik Compound.
Saat ini, BAL meningkatkan desentralisasi dan berfungsi sebagai faktor pendorong bagi LP. Pasokan BAL maksimum adalah 96,1 juta token, dengan total pasokan 57,6 juta unit. Pada Juni 2023, pasokan BAL yang beredar adalah 49,95 juta token.
Use case token BAL
Sebagai token tata kelola, BAL memiliki use case utama dalam ekosistem Balancer. Hal ini memungkinkan pemilik token untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dengan memberikan suara pada proposal dan membentuk masa depan platform.
Terlepas dari peran tata kelolanya, BAL bisa digunakan untuk perdagangan dan pembelian, asalkan entitas bersedia menerimanya. Selain itu, pengguna bisa staking BAL untuk mendapatkan reward dan menyediakan likuiditas di pool Balancer, yang selanjutnya meningkatkan utilitas token di dalam ekosistem.
Distribusi token Balancer
Distribusi token Balancer (BAL) adalah sebagai berikut:
- Dua puluh lima persen dicadangkan untuk tim, developer inti, investor, dan penasihat.
- Lima persen dialokasikan untuk Dana Ekosistem Balancer untuk insentif dan mitra.
- Lima persen dialokasikan untuk penggalangan dana.
- Liquidity provider akan menambang token yang tersisa.
Pentingnya AMM
AMM, termasuk Balancer, memiliki peran penting dalam industri kripto karena mereka memfasilitasi keberadaan dan pengoperasian DEX. Dengan menawarkan likuiditas, AMM berkontribusi dalam memajukan tujuan industri untuk mencapai desentralisasi penuh.
Selain itu, AMM memberikan alternatif kepada para trader untuk bursa terpusat (CEX), yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam jual-beli yang terdesentralisasi. Kemudian LP bisa memperoleh pendapatan pasif dengan memasok likuiditas ke AMM. Kemampuan proyek ini untuk memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat adalah salah satu kekuatan terbesarnya.